Sejarah, Misteri, Konspirasi dan Simbol dalam Novel ‘Jacatra Secret’

jacatra secret

“Semua peristiwa di dunia tidak terjadi secara kebetulan; peristiwa itu selalu dibuat agar terjadi, entah terkait dengan isu-isu nasional ataupun perdagangan; sebagian dari peristiwa itu dipentaskan dan diurus mereka yang memegang kendali.” Denis Healey (mantan Perdana Menteri inggris)

Anda pernah menonton film ‘Da Vinci Code’? film yg diambil dari novel Dan brown yang menceritakan tentang teori Konspirasi  Ketuhanan Yesus melalui bukti2 simbol dalam gereja Katolik yang menggabungkan cerita horor, thriller dan misteri yang didalamnya terjalin kelindan menghasilkan sebuah bacaan dan tontonan yang menghibur penonton dan pembacanya.

Hal yang hampir mirip saya temukan setelah membaca buku ‘Jacatra Secret’ karangan novelis Rizki Ridyasmara, Bedanya, novel ini menceritakan tentang konspirasi dari misteri pembangunan gedung-gedung bersejarah di indonesia yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, atau lebih tepatnya di ibukota negara yaitu Jakarta. Cerita diawali dari pembunuhan seorang profesor Sudrajat, pejabat Bappenas yg berpengaruh terhadap kebijakan ekonomi Indonesia yang juga anggota kelompok persaudaraan ‘Freemason’. Kebijakan2 Neoliberal sang Profesor sangat ditentukan oleh kelompok yang legendaris ini. Sebelum dibunuh, Profesor Sudrajat yang digambarkan dalam novel sebagai profesor lulusan Harvard (lulusan Harvard pasti cerdas?) sempat menggoreskan kode berupa huruf dan angka dengan harapan dapat misteri pembunuhan terhadapnya dapat dipecahkan, menjadi catatan pembunuhan dilakukan di Gedung Fatahillah Jakarta, salah satu gedung tertua di Jakarta yang menjadi misteri utama dalam novel ini.

Goresan akhir dari Prof Sudrajat inilah yang memulai petualangan misteri DR John Grant, Pakar bahasa simbol dari George Washington University yang sedang berada di Jakarta dalam kapasitasnya sebagai anggota Conspiratus Society (perkumpulan/komunitas penikmat teori konspirasi). Doktor Grant bersama koleganya dari indonesia Angelina Dimetriea berusaha memecahkan misteri dari pembunuhan Profesor Sudrajat. Ceritapun mengalir, muncul tokoh2 seperti Polisi Kapten Assamiri, Drago sang pembunuh dan Sally istri kedua Profesor yang juga sekretaris pribadinya, juga Kasturi, Pensiunan tentara yang menjadi guru dari Doktor Grant mengenal situs-situs bangunan kuno di Jakarta yang sudah ditekuninya sejak lama. upaya memecahkan misteri pembunuhan Profesor Drajat menjadi nyawa cerita novel ini

Yang menarik dari buku ini adalah pengetahuan si penulis tentang situs-situs bersejarah di Jakarta yang didalamnya terdapat simbol-simbol dari kelompok-kelompok pemuja Iblis atau Luciferan yang dikaitkan dengan teori konspirasi yang hampir menguasai dan memperngaruhi seluruh aspek kehidupan di dunia termasuk setiap kebijakan yang dilahirkan. Penulis ingin membuktikan bahwa kekuatan Freemason bukan hanya bualan belaka, hampir 75% dari buku ini menceritakan bagaimana Doktor Grant dan Pak Kasturi menceritakan tentang teori-teori konspirasi, sejarah luciferan, Freemason, bahkan sampai sejarah Yesus dan Nabi Yahya. Juga simbol-simbol yang satu sama lain saling berkaitan. Di beberapa halaman penulis nampak mengulang2 penjelasannya tentang teori-teori sejarah tersebut melalui tokoh yang berbeda2 di novel ini. Penulis ingin membenarkan pernyataan Denis Healey di atas, bahwa sejarah tidak hanya rentetan perjalanan waktu saja, tapi terkait satu sama lain dan tercipta tidak dengan begitu saja, selalu ada kekuatan besar yang memanfaatkannya untuk kepentingan tertentu.

sebagai penikmat sejarah, cukup banyak pengetahuan saya bertambah dari membaca buku ‘Jacatra Secret’, tapi sebagai penikmat buku misteri ala Agatha Christie Atau S Mara GD bahkan ‘Petualangan si Pulung’ nya Bung Smas, saya tidak terpuaskan. Tapi, dalam catatan saya sebagai pembaca novel amatir, buku ini menawarkan ‘scientific fiction’ yang menambah perbendaharaan genre novel di Indonesia selain serial ‘supernova’ nya dee.

Buat anda penggemar novel-novel ringan seperti novel roman, atau komik2 Jepang, saya tidak sarankan membaca buku ini.

Leave a comment